BANGKO – Menjelang Pemilihan Calon Bupati Merangin periode 2018 – 2023 beredar berita entang Indeks Pembangunan Manuasia (IPM) dan kemiskinan di Kabupaten Merangin, hal ini dinilai sebagai salah satu alat untuk menyudutkan pemerintah Kabupaten Merangin.
Rilis yang didapat dari Dinas Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Merangin, menyebutkan Indikator pembentukan IPM yakni dari, Angka harapan hidup, Angka harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah dan Pengeluaran perkapita penduduk Kabupaten Merangin.
Kepala Bapeda, Agus Zainudin, menyebutkan untuk membangun IPM sendiri tidak bisa instan dalam 5 tahun, karena melalui proses panjang.
“Ini dilihat dari Indikator angka harapan hidup pada tahun 2016, sebanyak 70, 93 naik dari tahun 2015 yaitu 70,92. Kemudian Indikator harapan lama sekolah pada tahun 2015 sebesar 11,83% naik menjadi 11,87% pada tahun 2016, “jelasnya.
Sementara pada Indikator lama Sekolah, kata dia, pada tahun 2015 sebesar 7,08% naik menjadi 7,44%.
“Dalam artian standar tidak rendah,” sebutnya.
Kemudian pada Indikator keluar perkapita Kabupaten Merangin, kata dia, di tahun 2015 aebesar Rp.9.456, – naik menjadi Rp.9.644. Dari kenaikan persentase ke emlat indikator tersebut dapat persentase IPM Kab Merangin tahun 2015 sebesar 67,15% meningkat menjadi 67,86% pada tahun 2016.
“Hal Itu tentu saja ada kenaikan dari tahun ketahun, dari ketegori yg ditetapkan BPS IPM pada angka 67% dan ini dikategorikan sedang, bukan rendah ibadah diberitakan di medsos,” sangkal Agus.
Sementara pada Sektor Ekonomi, Rata-rata tingkat ekonomi Kabupaten Merangin tahun 2014 sebesar 7,13%, provinsi 7,35% dan nasional 5,01%. Sedangkan tahun 2015 sebesar 5,4%, provinsi 4,21% dan nasional 4,88%.
Untuk tahun 2016 meningkat menjadi sebesar 6,21%, provinsi 4,37% dan nasional 5,02%.
“Dari rata-rata pertumbuhan ekonomi tersebut, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Merangin diatas pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi dan nasional,” sebutnya.
Kecenderungan pertumbuhan ekonomi merangin berada diatas provinsi dan nasional tidak dapat mempengaruhi penurunan.
“Terserang sektor unggulan Kabupaten Merangin bidang perkebunan dan pertanian yang terbengkalai sektor pekebunan karet yang sudah lama jatuh dibawah harga normal dan sektor perkebunan sawit yg tidak stabil,” tambahnya
Pada sektor unggulan lainnya seperti kopi dan kayu manis mengalami kenaikan.(ali)
Komentar