9 Terduga Pengeroyokan “Lapor Balik” Tafadol : Kami Hanya Ingin Menyikap Tabir Kebenaran

BUNGO, DAERAH, KRIMINAL2581 Dilihat

BUNGO, JCN – Kasus dugaan pengeroyokan yang dilakukan oleh 9 pemuda Kelurahan Jaya Setia, Pasar Bungo terhadap Riski pemuda Dusun Pulau Pekan, Bungo Dani, semakin memanas. 

Tidak ingin dituduh telah melakukan pengeroyokan terhadap Riski dan temannya, 9 Pemuda yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolsek Kota Bungo ini balik melaporkan perbuatan yang dilakukan Riski dan teman-temannya.

Salah satu dari 9 pemuda tersebut yakni Edo Saputra bersama dengan orangtuanya Agustian yang didampingi Pengacara yang tergabung dalam LBH Anugrah Keadilan cabang Bungo, Abdullah Tafadol, SH, mendatangi Mapolres Bungo. 

“Kami Hanya Ingin Mengungkap Kebenaran”ujar Tafadol pada wartawan JCN.

Edo yang merasa menjadi korban tapi ditetapkan sebagai tersangka ini tiba di Mapolres Bungo sekira pukul 21.00 WIB, jum’at (6/12/2019). Kepada penyidik kepolisian Edo Saputra menceritakan kronologis kejadian sebanarnya yang terjadi pada minggu dini hari (1/12/2019) sekira pukul 01.00 WIB.

Dalam Surat Tanda Penerimaan Laporan (STPL) Nomor, STPL/B/273/XII/2019/SPKT/Res Bungo, Edo Saputra mengisahkan, pada malam itu, Edo dan 8 temannya main kewarung yang berada didaerah Cadika. Sekira pukul 01.00 WIB, datang Riski bersama teman-temannya yang diperkirakan berjumlah puluhan orang lengkap dengan berbagai senjata ditangan.

Diwarung tersebut, Riski dan beberapa temannya, bertanya dengan nada yang keras hingga membuat Edo dan teman-temannya tersinggung.

“Mana Diki Wahyudi” Kata Riski dengan suara keras. Saat itu juga salah satu teman Riski melihat Diki dan langsung menarik kerah bajunya. Melihat temannya diperlakukan kasar, Edo mencoba melerai, namun Riski tak terima dan menantang Edo untuk berkelahi.

“Kalau kau dak senang duel be kito” Kata Riski pada Edo. Hingga akhirnya terjadilah duel satu lawan satu. 

Dalam insiden tersebut, karena Edo adalah salah satu anggota Perguruan Silat (PS) Setia Hati, Riski babak belur dan melapor ke orangtuanya kalau dirinya dikeroyok hingga bonyok.

“Dari 9 Pemuda yang ditahan tersebut, 4 orang adalah angggota PS Setia Hati, termasuk Edo. Dalam perkelahian itu, keduanya sama-sama babak belur, hanya saja Riski lebih parah,”terang Edo yang didampingi orangtuanya dan Pengacara, Abdullah Tafadol, SH.

Dari keterangan Edo dan 8 pemuda yang dituduh telah melakukan pengeroyokan tersebut, perlawanan atas kezoliman dilakukan, soalnya saat diajak duduk damai, para pihak dari 9 pemuda bersedia membantu biaya pengobatan sebesar Rp 20 juta, tapi dari pihak Riski yang dimediasi oleh Asnadi salah satu dewan dari Sungai Arang, meminta uang damai sebesar Rp 150 juta.

“Wowww…itu bukan perdamaian, tapi pemerasan. Mending sekalian melawan saja, dengan cara lapor balik dan mengungkap kejadian sebenarnya,”tegas salah satu keluarga 9 pemuda yang merasa apa yang diminta oleh keluarga Riski terlalu berlebihan dan terkesan pemerasan.(jhon)

 

Komentar