“APH Terkesan Tutup Mata”
BUNGO,JCN – Judi Tembak Ikan yang berkedok game ketangkasan yang meresahkan warga masyarakat, diberbagai tempat di Indonesia sudah dipreteli alias dibumi hanguskan oleh Aparat Penegak Hukum (APH), namun dikabupaten Bungo, Provinsi Jambi, perjudian yang menggunakan uang koin ini terkesan dibiarkan dan berkembang bagaikan jamur dimusim hujan. Bukan hanya satu lokasinya tapi banyak, hampir disetiap sudut Kota Bungo.
Bisnis judi tembak ikan yang berbahaya ini menjadi perhatian khusus dari Organisasi Masyarakat (Ormas) Pejuang Siliwangi Indonesia (PSI) Kabupaten Bungo. Jahari alias Ari Gondrong, komandan PSI Bungo sudah melakukan turun kelokasi judi, bahkan sudah mewarning para pengusaha judi, untuk menutup lokasi judi mereka, namun aksi dari Ormas PSI Bungo ini diabaikan oleh pemilik usaha judi.
“Dari pantauan dilapangan, para pengusaha Judi Tembak Ikan ini, merasa kebal hukum, karena disinyalir, mereka dibeking oleh oknum aparat penegak hukum (APH) Bungo. Namun begitu, kami tidak akan gentar, segala upaya untuk menutup perjudian yang sangat meresahkan warga ini, akan kami lakukan, walau harus berjibaku dengan APH,”Tegas Ari Gondrong pada JCN.
Dari pantauan dilapangan, sedikitnya ada 5 lokasi perjudian Tembak Ikan yang ada di Kota Bungo, seperti di Pasar Bawah, Pasar Atas, Seberang Taman Kapal Bungo, Sungai Pinang, Jalan Lintas Sumatera arah Padang, serta masih banyak tempat yang ditengarai menjadi lokasi strategis pengusaha judi ini. Informasi yang diperoleh, perjudian Tembak Ikan ini pemiliknya hanya satu orang yakni berinisial E.
“Semua lokasi JUdi Tembak Ikan ini, Bos nya satu yakni E. Kami ormas PSI Bungo menegaskan akan turun kejalan dan meminta Bupati serta DPRD Bungo untuk menutup dan menindak lokasi-lokasi Judi Tembak Ikan ini, percayalah, jika Pengusaha Judi ini tidak menutuip lokasi Judi mereka, maka, kami PSI dan Ormas serta LSM di Bungo ini akan bertindak tegas,”Ujar Ari demi damai dan amannya masyarakat Bungo, karena judi ini sangat merusak akhlak generasi muda, dan menghancurkan rumah tangga warga Bungo. (Jhn)
Komentar